Siapkah Kita Menghadapi New Normal ?

Beradaptasi Dengan “New Normal”, Apa Yang Bisa Kita Lakukan ?

Wabah Covid 19 ini memberikan banyak dampak bukan hanya mengganggu kesehatan, kondisi sosial, politik, ekonomi pun turut lumpuh karennya.
Berbagai langkah dilakukan Pemerintah untuk menangani wabah ini sampai kini tibalah kita di masa New Normal. Dimana untuk menerapkan New Normal nilai kehidupan pun harus bergeser. Disekian banyak kata untuk mengatasi Covid ini, kenapa harus diberi nama "New Normal" ?, apakah kita sebelumnya tidak Normal ? Apakah ? atau normal yang sebelumnya rusak hingga harus digantikan dengan yang baru ?" Mungkin terlalu kolot untuk menafsirkan New Normal secara tekstual, mari kita lihat dari sisi fakta. Siti Fadillah yang "disilent" dari media karena pernyataannya yang menimbulkan asumsi sepertinya covid 19 sebuah rencana untuk mengenalkan hal-hal yang baru, kalau bukan direncanakan kenapa Bill Gates bikin menggebuh-gebuh membuat vaksin sebelum munculnya wabah Covid ini. Dia seperti meramalkan akan ada wabah dimana kita harus mengatasinya dengan vaksin. Loh..koh fokusnya Faksin sih, bukan mencegah atau mengatasi agar virusnya tidak terjadi ?. https://www.youtube.com/watch?v=by3SglhT9Dc Mardigu Sontoloyo dalam Youtube Helmi Yahya bicara "Covid ini adalah virus biasa yang diunrich (diperkaya). Virus biasa yang ada HIV, Sars dan penyakit paru-parunya. China, Amerika dan Israel..3 negara ini berperan didalamnya." Agak gamblang ia menyampaikan pernyataan tersebut sehabis melakukan survei dalam sebuah kegiatan (lengkapnya simak di youtube). Jika benar seperti itu apakah memang benar bahwa Corona ini merupakan senajata Nuklir, untuk melumpuhkan beberapa negara yang saat ini saling mengunjuk kekuatan inovasinya dalam menguasai suatu orde. https://www.youtube.com/watch?v=_VX6kZ64byY Kalo seperti itu, menyambut New Normal artinya menyambut settingan dunia baru. Teman-teman...disini saya mengajak kalian untuk berfikir mempersiapkan diri untuk menghadapi, bukan sekedar menikmati apa "yang baru". Jangan mudah terlena dengan apa-apa yang baru. Yang baru belum tentu baik. . Pertahankan apa yang masih baik dalam kehidupan kita. Kita sudah buktikan bertahan dengan apa yang kita bisa selama beberapa hari didalam rumah. Artinya intuisi dan kemampuan bertahan hidup kita tidak diragukan lagi. Asahlah kemampuan kita secara hard skill (keterampilan fisik) dan soft skill (kemampuan berfikir). . Ayo kita buka fikiran kita dengan mempelajari hal-hal yang baru. Sekarang semuanya serba virtual=jaringan=internet. . 90% Hidup kita akan bergantung dengan Informasi sementara informasi sebagian besar dari internet. . Internet, jangan hanya membuat kita statis dengan game atau info socmed yang tidak penting. Mulailah belajar sungguh-sungguh melalui internet, berkarya dengan Internet, berjualan lewat internet. . Kini dengan internet di dekat kita pelajari apa yang dulu kita tidak ketahui karena terbatasnya informasi. Jejali dunia tanpa batas ini. Sangat sayang kalau kita berada di dunia yang luas tapi kita tak tahu apa-apa di dunia nyata ataupun maya. Kemana jati diri kita yang dulunya banyak tanya dan serba mau tahu ? . Dalam buku Homodeus (Yuval Harari) seorang professor sejarh di Unv. Ibrani mengatakan bahwa internet akan menguasai kita. Pilihan hanya 2 Membiarkan diri kita dikuasai Internet atau membiarkan diri kita menguasai Internet. . Kini bukanlah siapa yang memicu atau menciptakan New Normal toh jaman memang selalu berubah akan tetapi masih kah kita akan terkontrol atau mengontrol ? Akankah kita terbawa oleh arus jaman atau benar-benar mengikuti jaman ? So Wellcome to New Normal
.
AGH
Mamuju, Juni 2020



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI - HATI KE HATI

ANAK DI TENGAH LAUTAN

7 BENTUK MATA BERIKUT MENGGAMBARKAN KEPRIBADIANMU